YAKUSA

IMAN, AMAL, ILMU. YAKUSA

Menu

Jumat, 29 Desember 2017

TERBILANG UNIK HMI MAMUJU UTARA ADAKAN LOMBA MENGURUS JENAZAH




Berbeda dari lomba pada umumnya yang kerap diadakan
kali ini Himpunan Mahasiswa Islam Mamuju Utara (HMI MATRA) mengadakan lomba memandikan jenazah.

Antusiasme peserta lomba mengurus jenazah dan adzan yang diprakarsai Himpunan Mahasiswa Islam mamuju Utara (HMI Matra) yang di gelar di Dusun Tanjung Babia kelurahan Pasangkayu Kab. Mamuju Utara. Rabu (27/12/2017) cukup tinggi.
dari total 5 mesjid mengirim 5 orang pesertanya 4 orang lomba mengurus jenazah. 1 orang lagi lomba Adzan.

 

Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Mamuju Utara (KAHMI Matra) Kakanda Uksin Djamaluddin.
menyampaikan dalam sambutannya "saat ini amil yang memandikan jenazah sudah berumur sepuh dan yang anak muda belum ada pengetahuan" tuturnya


Sementara itu Himpunan Mahasiswa Islam Mamuju Utara (HMI MATRA) berharap, agar kegiatan lomba amil jenazah ataupun Adzan tidak hanya dilakukan sekali ini saja kedepanya sesering mungkin atau bisa dijadikan lomba HUT RI untuk wilayah Kabupaten Mamuju Utara, kepentingan mengurus jenazah tidak hanya untuk amil jenazah, tapi juga untuk diri sendiri, sehingga ketika ada keluarga kita yang meninggal tidak harus mengandalkan amil.


Rabu, 01 November 2017

BERATNYA MENAPAKI JALAN PERJUANGAN ''JALAN MASIH PANJANG KAWAN''


[c] Ahmad Sastra

Jalan perjuangan ini masih panjang kawan
Tengoklah bagaimana para kekasih Tuhan
Menempuh jalan terjal bebatuan
Mendaki tebing licin mematikan
Ditimpa fitnah menyakitkan
Mengarungi samudra ujian
Darah dan keringat bercucuran
Bahkan banyak yang nyawanya harus melayang

Jalan perjuangan ini masih panjang sobat
Tengoklah bagaimana kondisi umat
Masih banyak yang tahu hidup dan hakekat
Masih banyak terjerumus kubangan maksiat
Tenggak miras hingga sekarat
Tak merasa salah makan uang rakyat
Hidup semau nafsu lepaskan ikat
Seolah hidup tak aka nada kiamat

Jalan perjuangan ini masih panjang saudara
Tengoklah bagaimana kondisi bangsa
Masih belum beranjak dari miskin papa
Bahkan hutang menggunung tak terkira
Sumber daya alam habis tak tersisa
Anak cucu hanya akan menjadi penonton saja
Dirampok habis oleh penjajah tertata
Atas nama investasi padahal tipuan semata

Jalan perjuangan ini masih panjang akhi
Tengoklah rapuhnya kedaulatan negeri

Sebab tunduk dibawah ketiak ideologi kiri
Kapitalisme penjajahan hakiki
Komunisme penjajah tiada henti
Jadilah bangsa ini negeri kuli
Terhina tiada lagi harga diri
Sampai batas waktu yang masih misteri
Mungkin hingga anak cucu kita mati

Jalan perjuangan ini masih panjang
Duhai para pejuang
Jangan kalian merasa sudah menang
Hanya karena kondisi senang
Padahal musuh Allah tidak pernah tidur tenang
Mereka akan terus menghadang
Mereka terus akan menantang
Mereka akan terus menghalang
Mereka akan terus mencari ruang
Mereka akan terus mencari peluang
Hingga umat ini binasa dan ditendang
Hingga agama ini musnah dan hilang

Jalan perjuangan ini masih panjang akhi
Duhai para pejuang dan mujahid sejati
Hingga pertolongan Allah datang menghampiri
Hingga agama ini tegak berdiri
Dalam daulah Islam yang dinanti
Dalam ridho Allah yang hakiki
Pemberi rahmat hidup dan mati
Inilah kemenangan hakiki
Bukan kemenangan demokrasi

Mari kita rawat terus aura kebangkitan ini
Mari kita tuntaskan perjuangan ini
Usir segala penjajah dari negeri
Tegakkan Islam di bumi pertiwi
Menyebar  ke seluruh penjuru bumi
Rajut persatuan sejati
Seluruh umat sedunia raga dan hati
Dalam naungan panji tauhid imani
Dalam arahan konstitusi qur`ani
Dalam satu kepemimpinan khalifah tertinggi
Dalam lindungan ridho Allah ilahi robbi
Sejahtera dunia dan akherat nanti

Jalan perjuangan ini masih panjang
Duhai para pejuang
Jangan sampai ghiroh hilang
Teruslah berdiri tegak untuk berjuang
Siap menghadang musuh datang
Tiada pernah mundur untuk pulang
Hingga agama ini tegak menjulang
Mengukir masa keemasan yang pernah gemilang
Atau hembusan nafas ini harus menghilang
Berakhir syahid di medan perang

Buka hati dan jiwa
Siapkan pengorbanan jiwa dan raga
Siapkan harta dan keluarga
Sebab di jalan perjuangan ini saudara
Jika karena Allah semata
Allah akan bukakan pintu-pintu surga
Jadi, tunggu apa ?

#PuisiAhmadSastra
#KotaHujan, 12/08/17 : 10.00

Selasa, 31 Oktober 2017

Aksi Solidaritas HMI Matra Atas Pemukulan Ketum HMI Cabang Manakarra Oleh Anggota Kepolisian Mamuju




Aksi solidaritas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mamuju Utara, ini di gelar di Polres Mamuju Utara Selasa, 31 Oktober 2017. Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman terhadap tindakan oknum aparat Kepolisian Mamuju atas pemukulan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manakarra, Sulbar, Herlin, dilarikan kerumah sakit, yang terjadi pada, Senin (30/10/2017).
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mamuju Utara juga mendesak Aparat penegak Hukum untuk menindak , menangkap, mengadili dan mengusut tuntas oknum-oknum yang terlibat.
 

Polres Mamuju utara selain memberikan pengamanan pada aksi itu, ia juga tampak ikut peduli atas apa yang menimpa Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manakarra.


“Kebetulan saya mau berangkat ke mamuju saya akan mendalami informasi mengenai hal ini dan menyampaikan tuntutan kalian, sepulangnya saya akan memberi tahukan kepada adik-adik, sekalian ingin bersilatuhrahmi disekret HMI Matra” kata Kapolres Mamuju Utara AKBP I Made Ary Pradana. Bahkan beliau mengukuhkan HMI Matra sebagai Keluarga baru Polres Mamuju Utara.


Menurut, Mardin, Sesepuh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Matra, dalam aksi solidaritas ini bertujuan mendesak Kepolisian agar segera mengambil sikap atas anggota Aparat yang melakukan pemukulan terhadap, Herlin, Ketum HMI Manakarra tersebut. Dan di proses sesuai hukum.





Senin, 30 Oktober 2017

Terlibat Demo Ricuh, Ketua HMI Manakarra Dilarikan ke RSUD Mamuju

Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Ketua Umum Himpunam Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manakarra, Sulbar, Herling, dilarikan ke rumah sakit, Senin (30/10/2017).
Herling tak sadarkan diri saat terlibat aksi saling dorong dengan aparat polisi di Jl Ahmad Kirang, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju
Berdasarkan informasi yang diperoleh TribunSulbar.com, Herling diinjak orang di tengah kerumunan pengunjuk rasa dan polisi.
Ketua HMI Cabang Manakarra masih menjalani perawatan intensif di ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju.
Kericuhan dipicu saat demonstran menolak pihak aparat memadamkan api dari ban yang mereka bakar di tengah jalan.
Aksi tersebut sebelumnya dilakukan di Mapolres Mamuju, Jl Ks Tubun, Kelurahan Rimuku, dan dilanjutkan long march memuju Jl Ahmad Kirang.(*)


Unjuk rasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manakarra, Sulawesi Barat (Sulbar), berlangsung ricuh, Senin (30/10/2017).
Puluhan mahasiswa terlibat adu jotos dengan aparat kepolisian.
Hal tersebut lantaran mahasiswa tidak terima sikap polisi memadamkan api dari ban yang dibakar pengunjuk rasa.
Aksi tersebut sebelumnya dilakukan di Mapolres Mamuju, Jl Ks Tubun, Kelurahan Rimuku.
Dilanjutkan long march memuju titik aksi perempatan Jl Ahmad Kirang, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju.(*)
 
copy paste dari http://makassar.tribunnews.com/2017/10/30/video

Rabu, 25 Oktober 2017

NDP HMI : BAB 1 DASAR-DASAR KEPERCAYAAN


NDP HMI : BAB 1 DASAR-DASAR KEPERCAYAAN

Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk- bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu saja diantaranya yang benar. Disamping itu masing-masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur.
Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan ikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disinilah terdapat kontradiksi kepercayaan diperlukan sebagai sumber tatanilai guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu melembaga dalam tradisi yang membeku dan mengikat, maka justru merugikan peradaban.
Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan kemajuannya, manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan menganut kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya sumber nilai sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah Tuhan Allah.
Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu : Tiada Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian. Perkataan “Tidak ada Tuhan” meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan “Selain Allah” memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang ada dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai – nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam.
Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan lain-lain. Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia tidak dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Tuhan yang sebenarnya. Namun demi kelengkapan kepercayaan kepada Tuhan, manusia memerlukan pengetahuan secukupnya tentang Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. Oleh sebab itu diperlukan sesuatu yang lain yang lebih tinggi namun tidak bertentangan denga insting dan indera.
Sesuatu yang diperlukan itu adalah “Wahyu” yaitu pengajaran atau pemberitahuan yang langsung dari Tuhan sendiri kepada manusia. Tetapi sebagaimana kemampuan menerima pengetahuan sampai ketingkat yang tertinggi tidak dimiliki oleh setiap orang, demikian juga wahyu tidak diberikan kepada setiap orang. Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rosul atau utusan Tuhan. Dengan kewajiban para Rosul itu untuk menyampaikannya kepada seluruh ummat manusia. Para rosul dan nabi itu telah lewat dalam sejarah semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,Isa atau Yesus anak Mariam sampai pada Muhammad SAW. Muhammad adalah Rosul penghabisan, jadi tiada Rosul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rosul itu adalah manusia biasa dengan kelebihan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan.
Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Selain berarti bacaan, kata Al-Quran juga bearti “kumpulan” atau kompilasi, yaitu kompilasi dari segala keterangan. Sekalipun garis-garis besar Al-Quran merupakan suatu kompendium, yang singkat namun mengandung keterangan-keterangan tentang segala sesuatu sejak dari sekitar alam dan manusia sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin diketahui manusia dengan cara lain. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran-ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan Muhammmad SAW. Maka kalimat kesaksian yang kedua memuat esensi kedua dari kepercayaan yang harus dianut manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah Rosul Allah. Kemudian di dalam Al-Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang Ketuhanan Yang maha Esa ajaran-ajaranNya yang merupakan garis besar dan jalan hidup yang mesti diikuti oleh manusia. Tentang Tuhan antara lain: surat Al-Ikhlas menerangkan secara singkat ; katakanlah : “Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat menaruh segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula berbapa. Selanjutnya Ia adalah Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha Sayang, Maha Pengampun dan seterusnya daripada segala sifat kesempurnaan yang selayaknya bagi Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Tuhan seru sekalian Alam.
Juga diterangkan bahwa Tuhan adalah yang pertama dan yang penghabisan, Yang lahir dan Yang Bathin, dan “kemanapun manusia berpaling maka disanalah wajah Tuhan”. Dan “Dia itu bersama kamu kemanapun kamu berada”. Jadi Tuhan tidak terikat ruang dan waktu.
Sebagai “yang pertama dan yang penghabisan”, maka sekaligus Tuhan adalah asal dan tujuan segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya ; sebagaimana tata nilai harus bersumber kepada kebenaran dan berdasarkan kecintaan kepadaNya, Iapun sekaligus menuju kepada kebenaran dan mengarah kepada “persetujuan” atau “ridhanya “. Inilah kesatuan antara asal dan tujuan hidup yang sebenarnya (Tuhan sebagai tujuan hidup yang benar, diterangkan dalam bagian yang lain).
Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya dengan pasti. Oleh karena itu alam mempunyai eksistensi yang riil dan obyektif, serta berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan sebagai ciptaan daripada sebaik-baiknya penciptanya, maka alam mengandung kebaikan pada diriNya dan teratur secara harmonis. Nilai ciptaan ini untuk manusia bagi keperluan perkembangan peradabannya. Maka alam dapat dan dijadikan obyek penyelidikan guna dimengerti hukum-hukum Tuhan (sunnatullah) yang berlaku didalamnya. Kemudian manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri.
Jika kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan idealisme maupun agama Hindu yang mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi riil dan obyektif, melainkan semua palsu atau maya atau sekedar emansipasi atau pancaran daripada dunia lain yang kongkrit, yaitu idea atau nirwana. Juga tidak seperti dikatakan filsafat Agnosticisme yang mengatakan bahwa alam tidak mungkin dimengerti manusia. Dan sekalipun filsafat materialisme mengatakan bahwa alam ini mempunyai eksistensi riil dan obyektif sehingga dapat dimengerti oleh manusia, namun filsafat itu mengatakan bahwa alam ada dengan sendirinya. Peniadaan pencipta ataupun peniadaan Tuhan adalah satu sudut daripada filsafat materialisme.
Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi. Sebagai mahluk tertinggi manusia dijadikan “Khalifah” atau wakil Tuhan di bumi. Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmurkannya. Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada manusia. Manusia sepenuhnya bertanggungjawab atas segala perbuatannya di dunia. Perbuatan manusia ini membentuk rentetan peristiwa yang disebut “sejarah”. Dunia adalah wadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau “rajanya”.
Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang menguasai sejarah, sebagaimana adanya hukum yang menguasai alam tetapi berbeda dengan alam yang telah ada secara otomatis tunduk kepada sunatullah itu, manusia karena kesadaran dan kemampuannya untuk mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hukum kehidupannya sendiri. Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap menentang atau kebodohan. Hukum dasar alami daripada segala yang ada inilah “perubahan dan perkembangan”, sebab : segala sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yang tiada henti-hentinya. Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu. Di dalam memenuhi tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan arus perkembangan itu menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia harus selalu berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju kebenaran itu. Dia tidak mesti selalu mewarisi begitu saja nilai-nilai tradisional yang tidak diketahuinya dengan pasti akan kebenarannya.
Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman dan ilmu. Bidang iman dan pencabangannya menjadi wewenang wahyu sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang manusia untuk mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan dunia ini. Ilmu itu meliputi tentang alam dan tentang manusia (sejarah). Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh mungkin, manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana adanya tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat ketuhanan. Sebab sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak sama dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan (sakralisasi) haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa.
Ini disebut “Tauhid” dan lawannya disebut “syirik” artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian maka jelasnya bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan peradaban, kemanusiaan menuju kebenaran.
Sesudahnya atau kehidupan duniawi ini ialah “hari kiamat”. Kiamat merupakan permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau duniawi, yaitu kehidupan akhirat. Kiamat disebut juga “hari agama”, atau yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik dan raja. Disitu tidak lagi terdapat kehidupan historis, seperti kebebasan, usaha dan tata masyarakat. Tetapi yang ada adalah pertanggunggan jawab individu manusia yang bersifat mutlak dihadapan illahi atas segala perbuatannya dahulu didalam sejarah.
Selanjutnya kiamat merupakan “hari agama”, maka tidak yang mungkin kita ketahui selain daripada yang diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan kelanjutannya / kehidupan akhirat yang non-historis manusia hanya diharuskan percaya tanpa kemungkinan mengetahui kejadian-kejadiannya.

Selasa, 17 Oktober 2017

SEJARAH HMI CABANG MATRA

SEJARAH HMI CABANG MATRA

Samar-samar kami pada waktu itu mencoba mendengarkan beberapa cerita terkait awal mula
sejarah berdirinya HMI Cabang Matra...dari beliau...yang sering kami sebut pada waktu itu
Mahasiswa dengan Nomer NIM (Nomor Induk Mahasiswa)  mahasiswa yang
terdaftar pada perguruan tinggi yang disebut STIT DDI Pasangkayu yaitu beliau MARDIN
kalau kita masih ingat sejarah berdirinya HMI, seorang Prof. Dr. H.
Lafran Pane beserta 14 kawannya mendirikan HMI yang pada waktu itu didirikan di STI
jogjakarta tanggal 05 Februari 1947 pada hari Rabu Pon pukul 14.00-18.00. bermula dari hari
itu salah satu kawan dari beliau ada yang berasal dari